K.5 Menyatukan Hati

K.5. Menyatukan HatiHati adalah tentara di antara tentara-tentara Allah lainnya. Ia akan bersatu dan akrab bila saling mengenal, akan berjauhan kalau tidak saling mengenal.” (HR Muslim)

Jalinan hati dapat mempertemukan kaum muslimin secara fisik. Sebaliknya persatuan secara fisik yang tidak disertai dengan jalinan hati akan berakhir dengan perpisahan. Karena itu, disamping mengharap rahmat Allah, harus ada upaya-upaya manusiawi untuk mempertemukannya.

Ta’liif berasal dari kata allafa-yuallifu-ta’liifan yang maknanya menjinakkan. Sesungguhnya hati itu kadang-kadang keras, terutama bila ia masih asing. Agar dapat menyatu dengan yang lain, maka hati itu harus dijinakkan. Hanya Allah yang dapat menjinakkannya. Segala upaya untuk menjinakkannya tidak akan berhasil kalau tidak mengikuti petunjuk dan manhaj Allah swt. hati yang bersatu dalam konteks Islam, dakwah, dan harakah adalah”

a. Hati yang berpadu dalam cinta karena Allah
Orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Allah mencintai mereka, mereka mencintai Allah, selanjutnya Allah menanamkan cinta itu di hati hamba-hamba-Nya, hingga keberadaan mereka diakui langit dan bumi. Sebagaimana dinyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 165.

b. Hati yang bertemu dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya atas kesadaran dan cinta, bukan karena tekanan maupun terpaksa. Sebagaimana dinyatakan dalam surah Ali ‘Imraan ayat 32.

c. Hati yang bersatu dalam dakwah kepada Allah
Mereka adalah orang-orang yang memiliki silidaritas tinggi karena kesamaan tugas dan profesi. Mereka adalah hamba Allah yang melakukan tugas dakwah, menebar rahmat, kebaikan, dan petunjuk bagi umat manusia.

d. Hati yang telah berbaiat untuk jihad di jalan Allah
Hati yang demikian keadaannya adalah hati yang bersatu dalam kebaikan dan keutamaan. Kelestariannya harus dijaga dengan mengikuti manhaj Allah dan berdoa kepada-Nya.

Yang kita mohonkan adalah agar Allah:

1. Mengabadikan cintanya. Hati akan berubah-ubah, bahkan godaan zaman sekarang kadang membuat hati menjadi goyah dan murtad. Semoga Allah menghindarkan kita dari yang demikian.

2. Selalu memberikan petunjuk kepadanya. Petunjuk ini hanya milik Allah. Bahkan Nabi Muhammad saw. tidak mampu memberikan petunjuk kepada orang yang dicintainya. Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Allah kehendaki.

3. Memenuhi dengan cahaya-Nya yang tak pernah redup. Cahaya Allah adalah cahaya di atas cahaya. Hati yang terang akan makin terang, yang gelap akan diterangi oleh nurullah.

4. Melapangkan dada. Seseorang akan lapang dadanya apabila nurullah telah masuk ke dalam hati. Tandanya, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah saw., “Dekat ke negeri abadi, jauh dari negeri yang fana dan bersiap-siap mati sebelum kematian itu menjemputnya.”

5. Menghidupkan dengan makrifat. Kita selalu memohon makrifat-Nya, sebab hati yang tidak mengenal Allah akan buta dan gelap.

6. Mematikannya sebagai syuhada. Semua yang hidup akan mati, yang membedakan adalah di jalan apa ia mati. Kematian yang paling mulia adalah apabila terjadi di jalan Allah sebagai syuhada.

Harus selalu disadari bahwa semua itu adalah karunia Allah, diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan mencabut karunia-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.

2 tanggapan untuk “K.5 Menyatukan Hati”

Tinggalkan komentar